Manusia & Teknologi - 2023-01-05

Manusia & Teknologi

~ Viral! foto wanita buang air di jepret oleh iRobot

MIT Technology Review, beberapa hari lalu menerbitkan sebuah artikel terkait iRobot ( sebuah perusahaan teknologi yang telah di akuisisi oleh Amazon ) viral dengan menjabarkan bahwa foto pribadi pengguna bocor ke laman Facebook. video serta foto pribadi di ambil secara acak oleh sebuah robot penyapu rumah dengan seri Roomba J7, nampaknya karyawan asal Venezuela yang di pekerjakan oleh produsen mitra Scale AI harus menanggung akibatnya, gegara data-data ini di bagikan via laman Facebook.

Untuk melatih AI, iRobot bermitra secara khusus dengan perusahaan pengembang Scale AI. sebuah perusahaan Startup yang mengontrak para pekerja IT di seluruh dunia untuk melakukan pekerjaan penandaan antara lain : suara, foto dan juga video. siapa sangka foto-foto sensitif yang di ambil oleh pengembangan seri iRobot Roomba J7 dari robot penyapu rumahan yang di produksi tahun 2020 membagikan data sensitif ini kepada Scale AI dan di bagikan oleh Staff IT Venezuela di grup Facebook laman pribadinya serta menjadi obrolan viral di laman medsos Discord.

MIT Technology Review memperoleh 15 tangkapan layar dari grup pribadi medsos tersebut, termasuk sebuah foto seorang wanita yang berbaring di lantai dengan seorang anak kecil di toilet, serta beberapa foto wanita serta anak kecil yang dapat di kenali dengan sangat jelas. selain itu juga ada foto interior dari rumah pengguna, furnitur, dekorasi, dengan berbagai item seperti televisi, tanaman, atau bunga.

Setelah foto itu terekspos ke ranah publik, langsung lah tanpa tedeng aling-aling viral. insiden ini sekaligus mengingatkan warga netizen pada insiden Facebook Cambridge Analytica pada 4 tahun lalu, dimana orang-orang yang sangat paham dengan dunia komputer akan menyadari bahwa data itu sama seperti air, sebuah kekuataan yang sangat krusial dimana air dapat membawa sebuah perahu tiba sampai di tempat, namun sebuah kapal yang tenggelam juga akan di akibatkan oleh air juga. oleh karena itu, bagaimana mempertimbangkan privasi dan keamanan serta menggunakan analisis dan pelatihan data menjadi tujuan perusahaan teknologi global.

Namun, kebocoran foto pribadi robot penyapu rumahan iRobot sekali lagi menjadi sorotan sekaligus sebuah dilema yang nampaknya susah untuk di cari jalan keluarnya. di satu sisi bahwa teknologi membutuhkan data ini sebagai sumber analisa demi perbaikan sistem yang lebih baik, namun di satu sisi juga privasi data pribadi adalah sebuah data yang sangat sensitif lagi krusial.

Seorang juru bicara iRobot telah mengkonfirmasi kejadian tersebut dan mengatakan bahwa 15 foto yang tersebar di Medsos adalah sebagian kecil dari jumlah data yang kami terima di dalam simpanan data Scale AI yang jumlahnya mencapai 2 juta foto. pada prinsipnya perangkat pengujian khusus ini di beri label untuk menunjukkan bahwa video yang sedang di rekam adalah data sensitif, dimana iRobot juga telah memilah foto dan video ini agar para penguji serta staff yang terlibat dapat menghapus atau menghilangkan gambaran orang misal wanita dan anak-anak dari ruang operasi sistem robot penyapu.

Melalui serangkaian prosedur perekaman dan penandaan, hal ini di tujukan untuk meningkatkan visi komputer dan pindaian robot penyapu yang lebih baik, iRobot memungkinkan robot vakum untuk dapat memetakan lingkungan sekitar secara akurat melalui kamera resolusi tertinggi yang di tambah dengan sensor laser.

iRobot juga menggunakan teknologi ini untuk memungkinkan robot Roomba untuk dapat menentukan luas ruangan, menghindari rintangan dalam ruangan yang beragam misal : kursi, sofa, kabel, pintu, dinding, DLL dengan begitu kalkulasi rute pembersihan akan dapat di jalankan secara efektif dan efisien.

iRobot dan Scale AI mengakui bahwa membagikan data sensitif via Medsos merupakan pelanggaran berat terhadap sebuah perjanjian antar pengguna dengan pemberi jasa. insiden ini sekali lagi mengangkat kelemahan utama dalam pertukaran data serta sistem kolaborasi antara perusahaan teknologi dan perusahaan pengembang pihak ke 3. dimana perusahaan teknologi harus memperbaiki kekurangan tersebut sesegera mungkin, lagi mencari keseimbangan terbaik antar penggunaan dan perlindungan data.

~ Krisis Tenaga Kerja, McDonald meluncurkan Drive-Thru otomatis perdana.

di lansir dari Newsweek.com tanggal 22 desember bahwa Mcdonald Co telah memulai menguji layanan Drive-Thru otomatis pertamanya di Fort Worth - Texas AS. dari sapaan hingga pengambilan pesanan tanpa staff maupun pelayanan langsung kepada pelanggan. Seorang presenter dan podcaster asal AS, Elijah Schaffer yang men-tweetkan sebuah video dengan konten : “ Anda meminta upah Minimum 25$ yang anda dapatkan adalah Mcdonald otomatis pertama di Texas”.

McDonald yang menggelar siaran jumpa Pers pada November 2020 yang menyatakan bahwa hampir 95% dari 14.000 lokasi di seluruh As memiliki layanan Drvie-Thru. dengan metode ini akan memaksimalkan manfaat dari layanan Drive-Thru yang kuat untuk menguji konsep dan teknologi baru yang akan membuat layanan serta pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan. inovasi ini terfokuskan kepada beberapa fitur, yaitu kecepatan, kualitas inovasi, pengambilan pesanan otomatis, jalur penjemputan makanan cepat saji Drive-Thru, pemesanan digital dan konsep restoran untuk dapat menyediakan layanan yang tidak hanya berbasis Drive-Thru, selain itu juga agar dapat melayani calon konsumer di bidang pengiriman dan take-out.

Administrasi pemerintahan di bawah presiden Biden yang sedang mencoba untuk meningkatkan statistik angkatan kerja yang turut bekerjasama dengan Biro Statistik Tenaga Kerja ( BLS ) dan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa pada tanggal 2 Desember sebuah survei pendirian yang menjabarkan bahwa pada bulan November 2022 akan ada 88.000 pekerjaan baru di industri restoran secara nasional. dimana jumlah tawaran pekerjaan baru sepanjang tahun ini jauh lebih rendah dari rata-rata kenaikan bulanan di tahun 2021 ( 196.000 lowongan )

The Wall Street Journal melaporkan bahwa kepala Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Brian Deese mengatakan dalam sebuah wawancara pada tanggal 20 Desember bahwa memberikan layanan penitipan anak yang berkualitas dan terjangkau sebetulnya sudah menjadi program kerja, di sinyalir program ini akan sangat membantu mengurangi beban keluarda dan memungkinkan lebih banyak orang untuk kembali ke ruang lingkup pekerjaan.

Harry Holzer, mantan kepala Ekonomi di Departemen Tenaga Kerja AS yang mengatakan bahwa kekurangan tenaga kerja pada saat ini belum pernah terjadi dalam hidupnya, Holzer mengatakan bahwa pemerintahan Biden sedang mencoba memasukkan lebih banyak orang ke dalam bursa pekerjaan dan yang kurang di dalam bursa tenaga kerja dalam negeri adalah wanita muda.

Ketua Federal Reserve, Jerome H Powell mengatakan bahwa kesenjangan tenaga kerja dalam negeri dan krisis tenaga kerja pada saat ini sudah menyentuh di angka 4 juta Orang, meskipun dengan tawaran upah yang tinggi, dan bursa tenaga kerja yang semakin kecil. tingkat partisipasi dari calon karyawan belum meningkat, dimana projeksi ini sudah berada di luar dari estimasi badan FED.

Pantau terus yows.